Senin, Oktober 05, 2009

CATATAN G 30 S (GEMPA 30 SEPTEMBER) 2009

 
Rabu 30 September 2009... Di tempat kami (Ujung Gading Pasaman Barat) jarum jam menunjukkan kurang lebih pukul 17.17 Wib.

Pada waktu itulah kami dikejutkan oleh gempa dahsyat berkekuatan 7,6 pada SR.

Saya berlari menggendong anakku Raihan yang berusia tiga tahun ke halaman rumah. Sementara isteriku berlari membawa anak-anak kami yang masih di bangku SD ke tempat terbuka di depan rumah kami… bangunan rumah berayun dibuai gempa… pepohonan meliuk-liuk seakan-akan tercerabut dari akarnya… Tonggak-tonggak listrik menari-nari bagai menggila…

Kami semua bertahlil mengucapkan; Laa ilaaha illallah… sebagai pengakuan spontan bahwa; Tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah… Bahwa tiada tempat berlindung dan tempat meminta pertolongan selain hanya kepada Allah SWT belaka…

Kalimah ini ternyata memberikan kekuatan luar biasa kepada kami… Ada ketenangan yang mengalir ke jantungku melenyapkan rasa takut dan gentar menghadapi bahaya… Kalimah ini tak obahnya seperti payung yang melindungi dari kucuran hujan lebat dan panasnya terik mentari… dengan mengucapkan kalimah tersebut dari jiwa terdalam, maka semakin mengertilah saya, akan makna ungkapan Nabi SAW yang menyebut kalimat Laa ilaaha illah sebagai kalimah ikhlas atau kalimah taqwa (الحاكم في مستدركه ج2/ص501 ح3717)….

Aku melihat bangunan masjid Raya Ujung Gading, yang terletak di sebelah rumah kami; terutama kubah mesjid berayun-ayun seperti biduk di tengah laut. Aku berdo’a kepada Allah SWT semoga melindungi kami dan memelihara masjid kami dari kehancuran.

Tak lama kemudian, gempapun berakhir…

Saya masuk ke rumah mendapatkan Laptop masih menyala… Dan Alhamdulillah, Allah SWT memelihara kami dari marabahaya... Rumah kami tetap utuh, meskipun dengan perabotan rumah yang berantakan… tetapi tidak mengalami kerugian materil yang cukup berarti. Begitupun dengan rumah tetangga, kecuali sebuah rumah yang sudah tua, bagian dapurnya rubuh… Sungguhpun demikian, pada Kenagarian Ujung Gading berdasarkan informasi yang bersumber dari Kantor Wali Nagari 5/10/2009, terdapat lebih dari empat ratusan bangunan rumah, yang mengalami kerusakan ringan, sedang dan berat, di samping kerusakan bangunan masjid dan mushalla, perkantoran dan sarana umum lainnya.

Masjid Raya Ujung Gading, hanya mengalami kerusakan pada kubah mihrabnya. Lalu…. dinding atas yang retak berat kemudian kami rubuhkan, agar jangan menjadi ancaman malapetaka bagi jama’ah shalat di kemudian hari…

Aliran listrik terputus, jalur komunikasi via telephon dan HP terputus total…

Kami sekeluarga masih dirundung rasa khawatir, mengingat anak kami yang tertua masih kuliah di Universitas Andalas Padang, begitupun dengan adik ipar dan keluarga lainnya yang ada di Padang.

Kamis pagi 1 Oktober 2009 saya berangkat ke Padang dengan mengenderai sepeda motor. Meskipun harus melewati medan yang sulit saya bersama anak ke dua saya Hanif Muslim sampai juga di Padang.

Kerusakan akibat gempa terlihat di mana-mana, terutama dari Kec. Kinali Pasaman Barat hingga ke Padang…

Alhamamdulillah, anak tertua saya Abdul Azis dalam keadaan sehat wal ‘afiat, yang pada waktu gempa dahsyat itu terjadi sedang berada di kamarnya, di lantai IV asrama Islamic Centre DDII Jl. Srigunting 2 Padang… Allah telah memelihara gedung ini dari kerubuhan… Begitu pula dengan adinda H. Hayatul Fikri. MPd, sekeluarga yang tinggal di Perumahan Bungo Mas Padang… berada dalam keadaan sehat wal ‘afiat dan rumahnya terhindar dari kerusakan yang cukup berarti…

Saya merasakan nikmat Allah SWT yang sangat besar kepada kami… Nikmat yang wajib kami syukuri dengan senantiasa bertaqarrub kepadaNya.

Untuk saudara-saudara seiman… Semoga Allah SWT mengampuni mereka yang telah kembali ke alam baqa dan menempatkan mereka dalam surga jannatun naim. Dan bagi yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keteguhan hati… dan semoga Allah SWT mengganti nikmat yang hilang dengan yang lebih baik daripadanya. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar