Kamis, Oktober 13, 2011

Nasehat Abu Zar


TENTANG BEKAL AKHIRAT

Al Makiy Al Fakihy dalam kitabnya “Akhbar Makkah” Juz V, halaman 105, meriwayatkan:

Abu Zar r.a. pernah bersandar ke Ka’bah lalu berkata: “Saudara-saudara sekalian, mendekatlah kepadaku (dan pandanglah daku) sebagai saudara kandung yang memberi nasehat (kepadamu)!”

Lantas orang banyak mengerumuninya.

Selanjutnya Abu Zar berkata: “Bagaimana pandangan kalian, seandainya salah seorang di antaramu ingin bepergian… Bukanlah dia mengambil bekal yang sepantasnya? Perjalanan dimaksud adalah perjalanan akhirat… maka hendaklah kalian membekali diri dengan bekal yang sepantasnya!”

Lalu seorang lelaki penduduk Kaufah berdiri dan bertanya: “Apakah bekal yang sepantasnya bagi kita”

Abu Zar menanggapi:
  • “Siapkan hujjah (argumentasi) demi menghadapi perkara-perkara yang sangat besar…
  • Berpuasalah di hari yang sangat panas demi menghadapi hari berhimpun (kiamat)…
  • Kerjakanlah shalat dua rakaat pada malam yang sangat gelap, demi menghadapi kegelapan kubur…
  • Kata-kata baik yang engkau ucapkan….
  • Dan kata-kata jelek yang engkau menghentikan diri dari mengucapkannya….
  • Sedekahmu yang engkau berikan kepada orang miskin, mudah-mudahan engkau selamat dari hari yang sangat menyusahkan…
  • Jadikanlah dunia ini dua majlis: Satu majlis dalam mencari yang halal, dan satu majlis lagi dalam mencari akhirat… Kemudian yang ketiganya adalah memudharatkan tidak membawa manfaat.
  • Jadikanlah harta kekayaan itu dua dirham; Satu dirham engkau belanjakan untuk keluargamu, dan satu dirham lagi engkau persiapkan untuk akhiratmu… Kemudian yang ke tiga; memudharatkan, tidak membawa manfa’at…

Selanjutnya Abu Zar berucap: “Aduhai!”

Orang bertanya kepadanya: “Ada apa gerangan?”

Ia menanggapi: “Aku celaka lantaran panjang angan-angan… Dunia ini hanyalah dua sa’at, yakni: Sa’at yang berlalu, dan sa’at yang tertinggal… Adapun yang berlalu, maka telah sirna kelezatannya. Sedangkan yang tertinggal, maka dia telah menipumu, bahkan kurang kesabaranmu terhadapnya… Engkau mengambil yang halal dan yang haramnya… maka engkau adalah engkau… Jika engkau mengambil yang halalnya, maka engkau adalah engkau (beruntung dirimu)… Tetapi, jika engkau mengambil yang haramnya, maka aku tidak tahu bagaimana menerangkan buruknya kondisimu… Allahlah Yang mengatur segala nikmat dan rezekimu…

أن أبا ذر رضي الله عنه أسند ظهره إلى الكعبة ، فقال : يا أيها الناس هلم إلى أخ ناصح شفيق قال : فاكتنفه الناس ، ثم قال : أرأيتم لو أن أحدكم أراد سفرا ، أليس كان يأخذ من الزاد ما يصلحه ؟ السفر سفر الآخرة ، فتزودوا ما يصلحكم ، فقام إليه رجل من أهل الكوفة ، فقال : وما الذي يصلحنا ؟ قال : احجج حجة لعظائم الأمور ، وصم يوما شديدا حره للنشور ، وصل ركعتين في سواد الليل لظلمة القبور ، وكلمة خير تقولها ، وكلمة شر تسكت عنها ، وصدقة منك على مسكين لعلك تنجو من يوم عسير ، اجعل الدنيا مجلسين : مجلسا في طلب الحلال ، ومجلسا في طلب الآخرة ثم الثالث يضر ولا ينفع ، اجعل المال درهمين : درهما تنفقه على عيالك ، ودرهما تقدمه لآخرتك ثم الثالث يضر ولا ينفع ثم قال : أوه قيل له : ما ذاك ؟ قال : قتلني طول الأمل ، إنما الدنيا ساعتان : ساعة ماضية ، وساعة باقية ، فأما الماضية ، فذهبت لذتها ، وأما الباقية فهي تخدعك حتى يقل صبرك فيها ، تأخذ حلالها وحرامها ، فإن أخذتها بحلالها ، فأنت أنت ، وإن أخذتها بحرامها فما أدري ما أصف من سوء حالك ، والله ولي نعمك ومعروفك

UG-Kamis,10/13/2011 5:27:32 Wib


Selasa, Oktober 11, 2011

YANG KIKIR DAN YANG PEMURAH


Di antara manusia ada yang kikir dan ada pula yang dermawan… Orang yang kikir mengukur laba rugi berdasarkan motif duniawi belaka, sedangkan orang dermawan menilai laba rugi berdasarkan motif ukhrawi yang jauh lebih baik dan kekal…  

Diriwayatkan, bahwa: Seorang lelaki pemilik pohon kurma mempunyai pohon yang mayangnya menjulur ke rumah tetangganya seorang fakir yang banyak anaknya. Bila pemilik kurma itu memetik buah kurma, maka dia memetiknya dari rumah tetangganya, dan jika ada kurma yang jatuh dan dipungut oleh anak-anak yang fakir itu, ia segera turun dan merampasnya dari tangan anak-anak itu, bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itupun dipaksa dikeluarkan…

Orang fakir itu mengadukan hal ini kepada Rasulullah SAW dan beliau berjanji akan menyelesaikannya. Kemudian Rasulullah SAW bertemu dengan pemilik kurma itu dan bersabda: “Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si Fulan, dan bagianmu sebagai gantinya pohon kurma di surga”. Pemilik kurma itu menanggapi: “Hanya sekian tawaran tuan?” Aku mempunyai banyak pohon kurma dan pohon kurma yang diminta itu paling baik buahnya”… Pemilik kurma itu pergi.

Pembicaraan dengan Nabi SAW tersebut terdengar oleh seorang Dermawan yang langsung menghadap kepada Rasulullah SW dan bertanya: “Apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadi milikku?” Rasulullah SAW menjawab: “Ya!” Maka pergilah orang itu menemui sang pemilik kurma. Pemilik pohon kurma itu berkata: “Apakah anda tahu bahwa Muhammad SAW menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan bahwa aku catat tawarannya, akan tetapi buahnya sangat mengagumkan, padahal aku banyak mempunyai pohon kurma dan tidak ada satupun yang buahnya selebat itu?” Orang Dermawan tadi menanggapi: “Apakah anda mau menjualnya?” Ia menjawab: “Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memenuhi keinginanku, tapi… pasti tidak akan ada yang sanggup”. Dermawan itu mengatakan: “Berapa yang anda inginkan?” Ia berkata: “Aku inginkan empat puluh pohon kurma”. Ia terdiam kemudian berkata lagi: “Anda minta yang bukan-bukan, baik aku berikan empat puluh kurma kepadamu, dan aku minta saksi jika anda benar mau menukarnya”. Ia memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan pertukaran itu.

Dermawan tadi menghadap Rasulullah SAW dan berujar: “Wahai Rasulullah! Pohon kurma itu telah menjadi milikmu dan aku akan serahkan kepada tuan”. Maka Rasulullah SAW berangkat kepada pemilik rumah yang yang fakir itu dan bersabda: “Ambillah pohon kurma itu untukmu dan kelurgamu”. Sehubungan dengan kasus inilah turun surat Al Lail (S: 92) dari ayat 1 hingga terakhir. (Lihat, Jalaluddin As Suyuthi/ Ad Darr al Mantsur/ Juz X/ hal 278)

Terjemahan maksud surat Al Lail:
1.  Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),
2.  Dan siang apabila terang benderang,
3.  Dan penciptaan laki-laki dan perempuan,
4.  Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
5.  Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,
6.  Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),
7.  Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
8.  Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,
9.  Serta mendustakan pahala terbaik,
10.  Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
11.  Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia Telah binasa.
12.  Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk,
13.  Dan Sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia.
14.  Maka, Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.
15.  Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka,
16.  Yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).
17.  Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu,
18.  Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,
19.  Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,
20.  Tetapi (Dia memberikan itu semata-mata) Karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi.
21.  Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.

UG-Jumat, 24 Desember 2010 pukul 7:56:31